Senin, 18 Juni 2012

PENGALAMAN HIDUP


TUGAS KULIAH
ILMU BUDAYA DASAR
“PENGALAMAN HIDUP”
SISTEM INFORMASI - 2012
 
    Nama                                              :   Halimatun Sahdiyan
    NPM                                               :   1 A 1 1 1 3 8 6
    Kelas                                               :   4 K A 2 9
 
PENGALAMAN HIDUP
Kisah ini bermula ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Saat itu saya sekeluarga sering mengunjungi sanak saudara di daerah Rawamangun Jakarta timur. Akses yang paling mudah dari rumah kami yang berada di Bogor adalah dengan memakai jasa kereta api. Saat itu belum terlalu ramai orang yang menggunakan jasa transportasi tersebut. Sampai akhirnya saya masuk ke perguruan tinggi di Depok yaitu Universitas Gunadarma.
Sudah jelas, transportasi yang saya dan teman – teman pakai dari rumah di Bogor ke kampus dengan menggunakan kereta api. Kami turun di stasiun Pondok cina. Awalnya saya hanya sendiri berangkat dan pulang dari kampus. Tetapi lambat laun, saya mempunyai cukup banyak teman seperjuangan. Saat itu jenis kereta yang ada hanya ada 2, yaitu KRL ekonomi yang tarifnya dua ribu rupiah dan KRL Pakuan Expres yang kalau tidak salah tarifnya sebelas ribu rupiah.
Jelas berbeda antara kedua jenis KRL tersebut, bisa dilihat dari harga karcisnya yang berkali – kali lipat. Bagi kami yang masih mahasiswa, yang teramat sangat perhitungan dengan uang, kami jelas memilih naik KRL ekonomi. Maklum saja, kebutuhan mahasiswa untuk keperluan kampus dan uang jajan yang diberikan orang tua yang terbatas itu yang kami pikirkan. Tetapi karena kami berangkat dan pulang sama – sama, kami merasa enjoy saja. Walaupun tidak bisa kita pungkiri seberapa hebat perjuangan kami di dalam KRL ekonomi tersebut.
Coba saja bayangkan, untuk kapasitas satu gerbong yang seharusnya menampung puluhan orang, tetapi harus disesaki oleh ratusan penumpang. Itu belum termasuk dengan barang – barang yang penumpang bawa. Soal keamanan dan kenyamanan? Jelas tidak ada. Banyak tangan – tangan jail yang memanfaatkan situasi tersebut. Bahkan ada juga para lelaki yang memanfaatkan padatnya kondisi di dalam gerbong, dengan sengaja merapatkan ke lawan jenis.
Atas dasar itu, saya dan teman – teman perempuan yang lain, biasanya selalu berangkat dan pulang bersama dengan beberapa teman laki – laki. Selain kami merasa terlindungi dan aman, biasanya para orang – orang iseng tidak akan berani untuk mengganggu kelompok yang jumlahnya banyak. Ya memang, kelompok peron saya jumlahnya cukup banyak. Kita terdiri dari berbagai macam jurusan dan kelas.
Sampai saya lulus kuliah D3, saya tetap setia menggunakan jasa kereta api. Lalu saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di daerah cibinong, dan saya pun jarang naik kereta api lagi. Setalah hampir dua tahun berlalu, saya kembali mendapatkan pekerjaan di tempat baru di daerah gambir. Dan mulai saat itu, kembali saya menggunakan jasa transportasi kereta api tersebut.
Tetapi dari yang saya lihat, tidak banyak perbaikan yang ada pada perkereta-apian jabodetabek. Malah saya lihat, dengan makin banyak minat memakai jasa tersebut, pihak KAI seolah tidak pernah berbenah diri untuk mengatasi keluhan – keluhan penumpang. Akhir – akhir ini pun sering sekali gangguan demi gangguan yang terjadi. Pernah suatu malam, saya harus menempuh perjalanan gambir – bogor dengan waktu empat jam. Padahal waktu normalnya hanya sekitar satu jam saja.
Lagi dan lagi kami para penumpang hanya disuruh bersabar atau mencari alternative kendaraan lain. Lalu apa tanggung jawab dari KAI sendiri? Sedangkan jika ada penumpang yang tidak membeli karcis atau mungkin karcisnya hilang, dengan cepat dari pihak KAI akan mendenda atau melakukan tindakan lain.
Saya rasa ini sangat tidak adil, kami penumpang hanya diperlakukan seadanya, seolah – olah hanya kami yang membutuhkan jasa mereka. Padahal tanpa kami penumpang, mungkin KAI bisa gulung tikar.
·         Sisi Negatif :
o   Banyaknya tindakan kejahatan yang terjadi di dalam gerbong, mulai dari tindakan pencurian, perampasan, bahkan sampai tindakan pelecehan sexual yang dilakukan oleh orang – orang yang sangat tidak bertanggung jawab.
o   PT. KAI seolah tidak peduli dengan keluhan – keluhan yang disampaikan oleh penumpang.

·         Sisi Positif :
o   Makin eratnya rasa persahabatan di antara kami para pengguna KRL yang setiap hari menggunakan jasa KRL, karena kami merasa senasib sepenanggungan.

1 komentar:

  1. memang benar itu mbak.., semoga saja transportasi Indonesia kedepannya bisa jadi yang seperti kita harapkan :)

    BalasHapus