Senin, 19 November 2012

Kekerasan Dalam Berpacaran


Kekerasan Dalam Berpacaran

Tema : Pemuda dan Sosialisasi

Disini saya ingin mencoba menceritakan kembali sebuah film durasi 30 menit tentang kekerasan berpacaran…ok, langsung aja.  “Ada seorang mahasiswi bernama melati, dia berasal dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan namun kurang mendapat perhatian dari keluarga dan Kedua orangtuanya. melati merasa amat kesepian bahkan tidak tahu mencurahkan isi hatinya kepada siapa. Karena itulah dia bosan dirumah.

Ketika menginjak semester empat, melati bertemu jaka dan memutuskan berpacaran. Awalnya jaka orang yang baik, suka mendengarkan keluh kesahnya. mereka sangat rukun dan harmonis. Tetapi lama kelamaan jaka mulai menunjukan sifat aslinya. Jaka mudah sekali marah, bahkan sampai melakukan kekerasan fisik. Namun setelah puas meluapkan kemarahannya jaka selalu berubah drastic menyadari kesalahannya dan langsung meminta maaf kepada melati dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dan ternyata sifat pemarah jaka itu ia dapatkan karena sering melihat ayahnya melakukan tindak kekerasan terhadap ibunya. Awalnya Melati bisa mengerti hal itu tetapi Jaka terus saja melakukan hal yang sama kepada Melati, bahkan Melati tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan teman-teman dan sahabat terdekatnya. Kian hari, tindak kekerasan yang dilakukan Jaka semakin tak terkendali, bahkan tidak jarang Melati diancam akan dibunuh oleh Jaka saat ingin mengakhiri hubungannya dengan Jaka. 

Sampai klimaksnya saat jaka cemburu kepada salah satu teman pria melati dan menuduh melati selingkuh. Padahal melati dan teman prianya hanyalah teman shared curhat saja karena melati tidak tahan dengan perilaku jaka. Akhirnya berkat dukungan teman-temannya melati memberanikan diri untuk berpisah dengan jaka. Dan untuk mengisi kesepiannya melati lebih banyak bergaul dan mengisi waktu luang dengan teman temannya. Awalnya jaka tidak terima namun akhirnya dia mau berpisah”

Dari kisah di atas, Banyak orang yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah, di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang dilakukan dan diucapkan sang pacar.

Kekerasan dalam Pacaran (KDP) adalah perilakuatau tindakan seseorang dapat disebut sebagai tindak kekerasan dalam percintaan atau pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya pada hubungan pacaran. Suatu tindakan dikatakan kekerasan apabila tindakan tersebut sampai melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis, bila yang melukai adalah pacar maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran (KDP).

Sebenarnya kekerasan ini tidak hanya dialami oleh perempuan atau remaja putri saja, remaja putra pun ada yang mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak menjadi korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal jender selama ini telah terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang perempuan biasa dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya, sehingga dirasa “pantas” menerima perlakuan yang tidak wajar atau semena-mena.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar