Kekerasan Dalam Berpacaran
Tema : Pemuda dan
Sosialisasi
Disini saya ingin mencoba
menceritakan kembali sebuah film durasi 30 menit tentang kekerasan
berpacaran…ok, langsung aja. “Ada
seorang mahasiswi bernama melati, dia berasal dari keluarga yang bisa dibilang
berkecukupan namun kurang mendapat perhatian dari keluarga dan Kedua
orangtuanya. melati merasa amat kesepian bahkan tidak tahu mencurahkan isi
hatinya kepada siapa. Karena itulah dia bosan dirumah.
Ketika menginjak semester empat,
melati bertemu jaka dan memutuskan berpacaran. Awalnya jaka orang yang baik,
suka mendengarkan keluh kesahnya. mereka sangat rukun dan harmonis. Tetapi lama
kelamaan jaka mulai menunjukan sifat aslinya. Jaka mudah sekali marah, bahkan sampai
melakukan kekerasan fisik. Namun setelah puas meluapkan kemarahannya jaka
selalu berubah drastic menyadari kesalahannya dan langsung meminta maaf kepada
melati dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dan ternyata sifat pemarah
jaka itu ia dapatkan karena sering melihat ayahnya melakukan tindak kekerasan
terhadap ibunya. Awalnya Melati bisa mengerti hal itu tetapi Jaka terus saja
melakukan hal yang sama kepada Melati, bahkan Melati tidak diperbolehkan
berkomunikasi dengan teman-teman dan sahabat terdekatnya. Kian hari, tindak
kekerasan yang dilakukan Jaka semakin tak terkendali, bahkan tidak jarang
Melati diancam akan dibunuh oleh Jaka saat ingin mengakhiri hubungannya dengan
Jaka.
Sampai klimaksnya saat jaka
cemburu kepada salah satu teman pria melati dan menuduh melati selingkuh.
Padahal melati dan teman prianya hanyalah teman shared curhat saja karena
melati tidak tahan dengan perilaku jaka. Akhirnya berkat dukungan
teman-temannya melati memberanikan diri untuk berpisah dengan jaka. Dan untuk mengisi
kesepiannya melati lebih banyak bergaul dan mengisi waktu luang dengan teman
temannya. Awalnya jaka tidak terima namun akhirnya dia mau berpisah”
Dari kisah di atas, Banyak orang
yang peduli tentang kekerasan yang terjadi di dalam rumah tangga (Domestic
Violence), namun masih sedikit yang peduli pada kekerasan yang terjadi
berpacaran (Kekerasan Dalam Pacaran/KDP) atau Dating Violence). Banyak yang
beranggapan bahwa dalam berpacaran tidaklah mungkin terjadi kekerasan, karena
pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah,
di mana setiap hari diwarnai oleh manisnya tingkah laku dan kata-kata yang
dilakukan dan diucapkan sang pacar.
Kekerasan dalam Pacaran (KDP)
adalah perilakuatau tindakan seseorang dapat disebut sebagai tindak kekerasan
dalam percintaan atau pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa,
tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya pada
hubungan pacaran. Suatu tindakan dikatakan kekerasan apabila tindakan tersebut
sampai melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis, bila yang melukai
adalah pacar maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran (KDP).
Sebenarnya kekerasan ini tidak
hanya dialami oleh perempuan atau remaja putri saja, remaja putra pun ada yang
mengalami kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak
menjadi korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini
terjadi karena adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan yang
dianut oleh masyarakat luas. Ketidakadilan dalam hal jender selama ini telah
terpatri dalam kehidupan sehari-hari, bahwa seorang perempuan biasa dianggap
sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, mengutamakan kepentingan laki-laki
dan lain sebagainya, sehingga dirasa “pantas” menerima perlakuan yang tidak
wajar atau semena-mena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar